Banyak sekali wanita yang tidak begitu mengerti mengenai gejala awal penyakit erosi serviks, tidak ada banyangan, makanya mereka juga mengabaikan saat penyakit ini datang. Bagaimanapun juga, ini akan membawa bahaya yang sangat besar bagi diri sendiri. Maka, apa saja tanda-tanda gejala erosi serviks tahap awal? Di bawah ini merupakan penjelasan dari dokter ahli Klinik Apollo.
1. Vulva gatal: karena adanya keputihan yang bertambah banyak dan memicu vulvitis atau vaginitis sehingga menyebabkan vulva vagina gatal nyeri.
2. Sering buang air kecil atau susah buang air kecil: ketika radang mempengaruhi kandung kemih trigonum atau sekitarnya, dapat menyebabkan sering buang air kecil atau susah buang air kecil.
3. Infertilitas: keputihan yang kental akan menyulitkan sperma lewat, jadi servisitis yang sudah parah kondisinya akan menyebabkan infertilitas.
4. Keputihan bertambah banyak: keputihan bertambah banyak adalah salah satu gejala dari penyakit ini, biasanya keputihan tersebut akan berwarna putih susu atau kekuningan disertai sedikit sekresi nanah, terkadang juga disertai darah.
5. Nyeri pada perut dan pinggang bagian bawah: saat peradangan bertambah parah, akan menyebar di sepanjang ligamen uterosakrum, ligamentum utama, sehingga mengakibatkan peradangan jaringan ikat panggul, dan memicu perut atau pinggang bagian bawah terasa nyeri, bahkan ada rasa seperti ingin jatuh.
Fungsi ketahanan tubuh lemah: karena tubuh orang yang sudah lanjur usia lemah, bahkan ada mengalami diabetes atau penyakit dalam lainnya, membuat penyembuhan luka jadi bertambah panjang.
Penyakit bertambah parah: lingkup erosi serviks yang bertambah besar, persentase nya semakin besar. Wanita dengan erosi serviks tinggak parah, rendah, persentasenya akan mengikuti dia semakin tinggi.
Penyakit menular: contohnya gonore, infeksi klamidia, kutil kelamin dan sebagainya. Beberapa bakteri penyakit ini akan memasuki sel-sel kulit serviks, dan memicu peradangan serviks, menyebabkan erosi serviks. Pengobatan: saat sedang melakukan terapi laser, perm atau microwave dan terapi fisik lainnya, jika pengobatan terlalu dangkal atau lingkup yang terlalu terbatas, maka tidak akan bisa merusak struktur erosi serviks, dapat menyebabkan lesi.
Hubungan seksual yang tidak bersih: saat sedang melakukan pengobatan erosi serviks, pemulihan luka membutuhkan waktu, pada saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual. Bahkan meskipun sudah diobati, tetapi melakukan hubungan seksual yang tidak bersih, dapat menyebabkan erosi serviks.
Dan ada lagi, bagi beberapa wanita bahwa erosi serviks bisa sembuh hanya dengan dikasih obat, tidak perlu pergi ke klinik, cukup dengan beli obat sendiri. Sebetulnya, cara seperti ini bukan hanya tidak akan berhasil, namun juga akan membuat penyakit bertambah parah. Mari kita simak bersama-sama arahan dari dokter spesialis ginekologi Klinik Apollo: jangan sembarangan menggunakan obat untuk mengobati erosi serviks, harus dibawah anjuran dokter ginekologi.
Ada banyak wanita yang baru menyadari dirinya mengidap erosi serviks setelah melakukan pemeriksaan, lalu menggunakan obat-obatan yang dibeli sendiri untuk mengobatinya. Ini adalah ide yang tidak logis, karena serviks adalah bagian yang dalam dalam tubuh wanita, lipatan mukosa serviks ada banyak, bagian yang luka akan sangat sulit untuk dicapai jika obat tidak langsung menuju ke tempat lesi itu berada.
Dikarenakan setelah mengidap erosi serviks maka sekresi di sekitar serviks akan bertambah banyak, ditambah lagi infiltrasi zat inflamasi, terkadang sekresi akan menjadi sangat kental, jika tidak datang ke klinik untuk mendapatkan bantuan dokter untuk dibersihkan dan dibuang sekresinya, maka obat pun tidak akan bisa menyerap, sehingga mempengaruhi hasil pengobatan.
Tips hangat: jika anda mempunyai pertanyaan ingin berkonsultasi, boleh langsung klik untuk konsultasi [konsultasi online] untuk berkonsultasi gratis dengan dokter online kami, juga boleh hubungi hotline kami di 0813-1518-6262.
|
|